14 May 2013

// // 9 comments

Apakah Inline Ads Itu, dan Kenapa Saya Tidak Memasangnya?


Inline Ads
Barangkali sobat blogger sudah tidak asing lagi dengan istilah Inline Ads. Ya, Inline ads adalah jenis periklanan Pay Per Clik (PPC) yang muncul pada kata-kata tertentu di sebuah konten atau artikel blog. Kemunculan inline ads ini biasanya ditandai dengan dua garis bawah yang jika kita mengarahkan mouse ke kata-kata yang bergaris bawah tersebut, akan muncul pop up yang berisi materi iklan tertentu. Kenapa ditandai dengan dua garis bawah? Hal Ini untuk membedakan link natural yang dipasang pada sebuah konten atau artikel blog degan link iklan inline itu sendiri. Sobat tentu sangat akrab degan layanan PPC infolink. Ya, seperti itulah konsep inline ads.

Saya sediri pernah mendaftarkan beberapa blog saya ke infolink, namun ditolak dengan alasan bahasa. Sebab, menurut keterangan email balasan dari infolink, mereka hanya menerima blog atau website yang berbahasa Inggris dan Spanyol. Kemudian, beberapa hari yang lalu, saya sempat mendaftarkan blog ini ke sebuah website lokal yang menyediakan layanan Pay Per Click (PPC) dengan bentuk sama persis seperti infolink. Setelah diterima mendaftar, kemudian saya langsung memasang script iklan di blog saya. Kemudian beberapa artikel blog saya buka, dan iklan langsung muncul berbentuk persis apa yang saya tuliskan di atas. Hanya saja, beberapa hari kemudian saya melepas script iklan inline tersebut.

Kenapa Saya Tidak Memasang Inline Ads?
Sejatinya, saya sangat menyukai bentuk inline ads yang tidak banyak memakan tempat di blog. Hanya memasang satu script iklan inline saja sudah muncul pada setiap artikel blog. Namun, setelah saya pelajarai lebih lanjut, ada beberapa faktor yang mendorong saya untuk melepaskan atau mencopot script iklan tersebut. Beberapa faktor tersebut antara lain;


Pertama, Hasil Penelitian Jacob Nielsen yang menyimpulkan bahwa;
“One of misery design’s most insidious recent examples is the idea of embedding links to advertising on the actual words of an article using a service like IntelliTxt. By sullying the very concept of navigation, such ads not only damage the user experience on the host site, they poison the well for all websites. Such links make users even less likely to navigate sites, and more likely to turn to trusted search engines to guide them to the next page”

Terjemahannya kira-kira seperti ini;
“Salah satu contoh design iklan yang paling berbahaya adalah menyatukan link iklan pada kata-kata di sebuah artikel seperti layanan IntelliTxt. Layanan iklan tersebut tidak hanya merusak pengalaman pengguna situs, bahkan jenis layanan iklan ini meracuni semua situs web. Link tersebut membuat pengunjung malas membuka navigasi situs, dan mereka lebih cenderung beralih ke situs lain dengan mencarinya di mesin pencari” Lalu siapa Jacob Nielsen? Silahkan sobat menuju langsung profil Jacob Nielsen

Kedua, Mengganggu Pengunjung Blog
Alasan ini sebenarnya lebih pada hasil pengalaman saya sendiri. Ketika blog walking ke beberapa blog berbahasa Inggris, sering saya jumpai kemunculan inline ads. Pada saat sedang konsenstrasi memahami artikel blog yang saya buka tersebut, tiba-tiba mata saya tertuju pada beberapa kemunculan iklan pop up yang jujur saja sangat mengganggu. Bahkan ada beberapa blog yang hampir separuh halama blog tertutup oleh iklan pop up tersebut. Alih-alih melanjutkan membaca artikel tersebut, saya malah langsung menutup blog tersebut. Hal ini kembali menyadarkan saya bahwa yang dicari pengunjung di blog adalah informasi, dan bukannya iklan.

Ketiga, Menurunkan Kredibilitas Blog  
Kredibilitas sebuah blog merupakan impian setiap blogger. Apalagi bagi blogger yang tengah belajar atau sedang berusaha memonetizing blognya. Dengan kredibilitas, setidaknya pengunjung mengetahui baik kualitas konten atau bahkan kualitas si pemilik blog. Dan dengan kualitas, tentu trafik blog akan semakin ramai. Sayang sekali jika kredibilitas blog yang dibangun dengan susah payah harus diinterupsi oleh kemunculan inline ads yang justru menurunkan kredibilitas.

Inline ads ini memang masih menjadi perdebatan terutama bagi para blogger dari luar negeri seperti Daniel Scocco dan Daren Rowse. Namun, tiga alasan di atas sepertinya menjadi alasan yang kuat bagi saya untuk tidak memasang inline ads di blog saya. Sebaliknya, secara pribadi sebenarnya saya lebih suka memonetizing blog dengan cara direct advertising. Hanya saja, trafik blog kemarin sore ini belum memungkinkan saya melangkah ke arah sana. Lalu bagaimana dengan sobat? Adakah yang mau meluruskan pendapat saya di atas? Atau apakah sobat punya anti tesis atas tulisan saya ini? Jika ada, saya akan sangat menghargai pendapat, kritikan, bahkan penyangkalan dari sobat. Silahkan dishare di kotak komentar. Terima kasih.
    

9 comments:

  1. Memang kenyamanan buat pengunjung...faktor mutlak buat kreadibilitas satu blog ya mas..

    Dan sy mendapt pelajarn berharga dari tulisan ini.
    Trims mas Ibra... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya kira memang ketika kita blogwalking, yang kita cari adalah informasi dan bukannya iklan ya mas? trimakasih juga sudah berkomentar.

      Delete
  2. Aku juga ga pake mas ..
    Alasannya juga hampir sama :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya sempet pake beberapa waktu yang lalu, namun memang kemunculan inline ads sepertinya tidak mengenakan saya dan pengunjung blog saya pada umumnya. makasih udah mampir

      Delete
  3. iklan sih sah2 saja mas kalau tidak mengganggu informasi yang disampaikan, saya rada males kalau berkunjung diganggu dengan iklan melayaang dan berat,

    ReplyDelete
    Replies
    1. benar banget mas Agus, saya juga males klo berkunjung ke blog orang kemudian saya diberi iklan pop up lebih dulu hehe

      Delete
  4. Sebelumnya, saran saya opsi profil komentar diganti yang bebas aja, biar enak komennya :D

    Kalo menurut saya, semua itu tergantung masing-masing blogger. Jika menggunakannya dengan benar, pasti tak akan sampai mengganggu pembaca.

    Yang penting sih jangan untuk blog bahasa Indonesia, karena dari sisi manapun, jelas akan menjelekkan blogger itu sendiri.

    Penempatan inline ads juga harus diperhatikan. Halaman seperti halaman depan, halaman about us, contact, atau halaman2 penting lainnya tak perlu diberi. Karena pada saat itu, pembaca memang benar-benar membutuhkan apa yang disediakan disana.

    Kemudian jumlahnya. Jumlah maksimal iklan yang tampil juga tentu kudu diliat baik-baik, jangan karna pengen earning nambah, iklan tampil disetel infiniti, bisa-bisa pengunjung yang datang langsung pergi gitu aja.

    Terakhir, warna link.
    Hampir semua inline ads provider memberi kemudahan para penggunanya untuk mengganti teks link yang ada. CSS bahkan boleh ditambahkan pada masing-masing link. Yang penting jangan PERNAH samakan link body biasa dengan link berbayar.

    Dah itu saja menurut saya. Kesimpulannya inline ads bukanlah hal buruk, melainkan sebuah inovasi baru yang perlu dikembangkan kedepannya. Yang penting dari pribadi itu sendiri :)

    ReplyDelete
  5. Pertama, maksud perubahan profil komentar yang bagaimana ya kang?
    Kedua, saya sepakat bahwa semua memang tergantung dari blogger itu sendiri dalam memasang inline ads. Meski demikian, dari pengalaman saya, saya selalu tidak nyaman jika berkunjung di blog yang penuh dengan inline ads. Saya pikir, blogger yang memasang inline ads seperti yang anda maksud itu sangat jarang.
    Ketiga, sebelum tulisan di atas saya tampilkan, beberapa kali saya turut berdiskusi di forum-forum blogger luar yang secara spesifik membahas soal inline ads.
    Keempat, jika mungkin akan ada inovasi, saya pikir itu lebih baik. Sekali lagi terima kasih atas komentarnya, dan salam blogger...

    ReplyDelete
  6. di blog saya tiba-tiba terpasang yang begituan padahal saya tidak merasa memasangnya. cara menghilangkannya gimana ya??? mohon bantuan sobs

    ReplyDelete